Gunungkidul Ternyata Punya Kampung Bambu
Ekonomi

Gunungkidul Ternyata Punya Kampung Bambu

Semin, (gunungkidul.sorot.co)--Jika kita berbicara tentang kampung bambu, mungkin dalam benak kita adalah kampung bambu yang ada di Negara Jepang. Tetapi tak hanya di Jepang ternyata di Padukuhan Ngepoh, Kalurahan Semin, Kapanewon Semin pun terdapat lahan seluas puluhan hektar yang ditanami pohon bambu.

Ahmad Jujur adalah salah satu tokoh dibalik munculnya kampung bambu itu. Ia menceritakan, sejak dulu di Padukuhan Ngepoh memang sudah menjadi pusat kerajinan berbahan baku bambu, namun olehnya baru dikembangkan menjadi desa bambu pada tahun 2010.

"Dari orang tua dulu memang kerjanya bikin kerajinan bambu, terus kita ada inisiatif untuk mengembangkannya jadi desa bambu," ujarnya, Senin (22/02/2021).


Dikatakan, lahan di wilayah setempat sebelumnya hanya ditanami tanaman keras yang tidak terawat. Atas keprihatinan dan keinginannya untuk merubah kampung menjadi tempat yang asri dan hijau, atas persetujuan warga dirinya mulai bergerak untuk menanam pohon bambu di atas lahan yang status kepemilikannya adalah milik warga sekitar. 

Setelah itu ia mulai aktif untuk mengajukan permohonan bantuan bibit tanaman bambu ke dinas terkait. Beberapa saat kemudian dinas memberikan bantuan bibit pohon sekitar 2.000 batang.

Untuk kedepan Jujur memiliki keinginan untuk memperbanyak jenis tanaman bambu. Untuk saat ini terdapat 10 jenis bambu yang sudah ditanam, diantaranya jenis Petung, Apus, Wulung, Puluh, Kuning, Surat Legi, Gendani, Ampel, Aori dan bambu Tutu.

Saat ini untuk tanaman bambu masih didominasi oleh jenis wulung. Hal itu karena jenis wulung dijadikan bahan baku kerajinan oleh warga setempat.

"Saya punya keinginan kedepannya saya buat zona-zona tanaman bambu sesuai dengan jenis nya, jadi nggak tercampur seperti sekarang," imbuhnya.

Saat ini atas kerja keras sejumlah pihak lahan yang dulunya gersang itu sudah tampak menghijau. Bahkan warga bisa memanfaatkan sumber air untuk keperluan sehari-hari.

Selain itu banyak pula dari kalangan akademisi dan daerah lain yang datang untuk mencari data serta menjadikannya sebagai percontohan.

Bukan tanpa kendala,ujar Jujur, saat ini masalah terbesar adalah izin dari pemilik lahan untuk menanam bambu. (angga)