Walau Kekurangan Pelatih, Sanggar Ini Berprestasi Hingga Pentas ke Luar Negeri
Budaya

Walau Kekurangan Pelatih, Sanggar Ini Berprestasi Hingga Pentas ke Luar Negeri

Karangmojo, (gunungkidul.sorot.co)--Sanggar Pengalasan di Padukuhan, Wiladeg, Kalurahan Wiladeg, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, merupakan satu-satunya sanggar wayang di wilayah Kabupaten Gunungkidul dan telah menorehkan berbagai penghargaan di dunia pewayangan sejak tahun 1999.

Sanggar Pengalasan yang didirikan oleh Slamet Haryadi pada 12 September 1999 silam ini telah mencetak banyak dalang muda berprestasi.

Slamet Haryadi mengatakan bahwa sejak awal berdiri hingga sekarang diperkirakan lebih dari 70 orang yang bergabung dengan Sanggar Pengalasan untuk belajar lebih dalam tentang dunia wayang kulit.

Sanggar yang didominasi para dalang cilik itu memiliki anggota dari berbagai kalangan jenjang pendidikan, mulai dari yang termuda masih menduduki bangku TK hingga yang tertua duduk di kelas 2 SMP.

Untuk belajar dalang di Sanggar Pengalasan, mereka akan dikenakan uang iuran sebesar Rp 100 ribu perbulan. Nantinya uang iuran tersebut akan digunakan untuk pendanaan sanggar, seperti merawat peralatan dan upah untuk para pelatih yang mengajar di sanggar.

Di sini para anggota akan dibagi menjadi 3 kelas sesuai tingkatannya, mereka pun berlatih sesuai dengan jadwal yang ditentukan tiap minggunya.

Di sini saya bagi jadi 3 kelas. Untuk yang kecil atau awal itu kelas pemula, terus diatasnya yang lebih tinggi ada kelas madya dan yang terakhir dan tertinggi ada kelas tingkat lanjut. Jadwal latihannya itu seminggu sekali. Kelas pemula dan madya masuknya hari Sabtu mulai dari jam 2 siang sampai jam 4 sore,” terang dia, Minggu (18/09/2022).


Slamet juga mengaku bahwa dirinya merasakan beberapa kendala dalam menjalankan sanggar. Seperti halnya kurangnya pelatih yang mampu mengajar dan kondisi tempat yang belum memadai. 

Pelatih disini tuh aslinya ada 6 orang, mantan siswa sini semua. Tapi mundur 2 yang satu sedang lanjut kuliah, terus yang satunya lagi sudah berkeluarga sehingga udah gak bisa seaktif dulu. Jadi tinggal 4 orang yang aktif. Itu gantian ngajarnya,” tutur Slamet.

Namun dibalik keterbatasan dan kendala yang dihadapi, Sanggar Pengalasan tetap mampu menorehkan prestasi gemilang yang membangkan melalui seni pewayangan. Contohnya saja pada 2008 mereka diutus dari Dirjen Kebudayaan Jakarta pusat untuk mementaskan wayang beber di Myanmar dalam rangka festival wayang ASEAN.

Pada 2016 salah satu dalang cetakan sanggar ini juga berhasil menyabet juara 1 dalang mumpuni mewakili DIY di tingkat nasional. Bahkan dalam waktu dekat, salah satu murid sanggar ini akan mewakili DIY di perlombaan wayang golek tingkat nasional pada 24 september 2022 mendatang. (adimas)