Banyak Lahan Tidur Nganggur, Petani Diajak Kreatif Tanam Singkong Mastejo
Ekonomi

Banyak Lahan Tidur Nganggur, Petani Diajak Kreatif Tanam Singkong Mastejo

Wonosari, (gunungkidul.sorot.co)--Dalam dunia Pertanian Gunungkidul, nama Ngatedjo S.T mungkin masih terbilang asing. Tapi seorang enterpreneur sukses asli Kabupaten Gunungkidul ini sangat populer di dunia bisnis oleh-oleh berbahan baku singkong.

Tedjo yang juga berprofesi sebagai kontraktor di ibu kota ini awalnya tidak pernah berpikir untuk bergelut dalam dunia bisnis pertanian, khususnya singkong. Ide mengolah singkong menjadi tepung singkong ini bermula saat ia mulai aktif menggeluti dunia kuliner khas Gunungkidul dengan mendirikan sebuah gerai oleh-oleh yakni Thiwul Kukus.

Gagasan dan pemikiran untuk mengolah singkong menjadi tepung singkong ini bermula saat ia kesulitan mencari singkong untuk bahan baku oleh-oleh Thiwul Kukus.

Ia melihat warga desa lebih memilih lahan tidur untuk dijadikan hutan kayu yang masa panennya bisa sampai puluhan tahun daripada dijadikan lahan pertanian singkong. Hal inilah yang membuat ia berpikir untuk membuat lahan tidur tersebut menjadi lahan pertanian singkong yang lebih produktif dan lebih menguntungkan.

Banyak lahan lahan tidur di Gunungkidul yang kurang diperhatikan. Padahal kalau lahan tidur itu dijadikan lahan pertanian singkong dengan edukasi dan dukungan dari pemerintah serta market yang jelas, tentunya akan lebih menjanjikan,” kata Tedjo, Minggu (12/03/2023).


Melihat kenyataan tersebut, Tedjo tergerak hatinya untuk melakukan konsultasi dengan para ahli singkong guna menciptakan bibit singkong yang hasil panennya berkualitas bagus untuk diolah khusus menjadi tepung singkong. 

Hasil konsultasi yang saya lakukan, dengan beberapa ahli terciptalah jenis singkong yang dinamakan Bibit Singkong Mastejo untuk diolah menjadi tepung singkong yang termodifikasi dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tepung terigu,” terang Tedjo.

Untuk saat ini Tedjo telah mengubah lahan tidur ataupun lahan tadah hujan seluas 2 hektare di Padukuhan Pudak, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus yang telah dibina dan dijadikan petani plasma Singkong Mastejo.

Seiring dengan majunya dunia pariwisata dan semakin diminatinya Thiwul Kukus sebagai salah satu buah tangan khas Gunungkidul, secara otomatis akan meningkatkan omset penjualan. Hal ini tentunya berimbas pada meningkatnya kebutuhan tepung singkong.

Harapannya dengan kehadiran bibit singkong Mastejo yang hasil panennya lebih menguntungkan akan merubah perekonomian warga desa dan diharapkan merubah pola pikir petani agar menjadi petani yang produkti dan kreatif.

Kedepan ia juga akan bekerjasama dengan seluruh kalurahan di Kabupaten Gunungkidul untuk memanfaatkan lahan tidur atau lahan tadah hujan lainnya untuk dijadikan lahan khusus pertanian singkong Mastejo,

Selain memberikan bibit singkong, ia juga siap memberikan bimbingan dan binaan kepada para kelompok petani desa untuk bisa mengolah hasil panennya menjadi tepung singkong sebagai bahan baku pembuatan kue.

Kita akan menyediakan market yang jelas, sehingga tepung singkong kedepan dapat dijadikan bahan baku pengganti terigu bagi pelaku UMKM untuk membuat berbagai macam jenis kue. Karena kualitas tepung dari olahan singkong juga tak kalah saing dengan tepung terigu,” ungkap pria berusia 45 tahun itu.

Hal ini bisa dibuktikan dengan tepung Singkong Mastejo yang diolah menjadi kue Thiwul Kukus yang mempunyai cita rasa lebih legit. Apalagi dengan tampilan berbagai macam varian seperti original, coklat, strawberry, dan pandan, tentunya lebih diminati oleh para wisatawan yang datang ke Gunungkidul untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. (imam)