Inovasi Pendidikan Luar Sekolah UNY Bawa Harapan Baru di Lapas Perempuan Kelas IIB
Pendidikan

Inovasi Pendidikan Luar Sekolah UNY Bawa Harapan Baru di Lapas Perempuan Kelas IIB

Wonosari, (gunungkidul.sorot.co)--Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta merayakan perpisahan dengan 12 mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Selasa (26/09/2023).

Acara perpisahan diadakan di Pendopo Dewi Sinta Lapas Klas IIB Yogyakarta yang beralamat Jalan Mgr Sugiyo Pranoto Nomor 35, Wukirsari, Baleharjo. Kegiatan ini dihadiri pula Dosen Pendamping Lapangan (DPL) UNY, Tristanti; Kepala Lapas Perempuan Klas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy; serta warga binaan Lapas.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang diikuti oleh penampilan tari dolalak dari warga binaan lapas yang telah dilatih oleh mahasiswa PK. Praktek ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sebagai bentuk edukasi dan pelatihan keterampilan bagi warga binaan.

Kepala Lapas, Evi Loliancy, dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa jurusan PLS telah berkontribusi besar dalam pendidikan di Lapas sejak tahun 2022.

Ia juga menyoroti inovasi yang muncul dari kerja sama ini, seperti produksi pupuk kompos sendiri oleh warga binaan, yang dapat mengurangi biaya pembelian pupuk.

Evi menyampaikan rencana untuk mengembangkan produk teh daun kelor menjadi teh kantong.

"Saya berterima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dan berharap kerja sama ini akan terus berlanjut," ungkap Evi Loliancy.


Dosen Pendamping Lapangan (DPL) UNY, Tristanti juga berterima kasih kepada kepala Lapas dan stafnya atas dukungan, fasilitas, dan bimbingan yang diberikan selama masa PK. 

"Praktek Kependidikan (PK) mereka telah berlangsung selama 3 bulan sejak bulan Juli 2023, sehingga diharapkan mahasiswa yang menjalankan PK dapat mendapatkan pengalaman serta dapat menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” ungkapnya.

Selain kontribusi dalam pendidikan, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan khusus masyarakat, terutama kelompok warga binaan di lapas.

Tristanti menekankan bahwa kondisi warga binaan memerlukan strategi khusus, dan inilah tantangan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.

Berbagai keterampilan yang diajarkan oleh mahasiswa PK, seperti pembuatan sabun, pewangi, minyak rambut, teh daun kelor, dan pupuk kompos, telah memberikan manfaat nyata.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan pelatihan musik, tarian, serta pembinaan keagamaan kultum sebagai bentuk kontribusi mereka.

Acara perpisahan ditutup dengan pertukaran kenang-kenangan antara mahasiswa dan lapas, yang menandai suksesnya kerjasama yang dijalin.