
BKKBN RI Anggarkan Rp 6,2 Miliar untuk Penanganan Stunting di Gunungkidul
Semanu, (gunungkidul.sorot.co)--Kabupaten Gunungkidul luncurkan program Bangga Kencana untuk percepatan penurunan stunting demi mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka Hari Ibu Tahun 2023.
Program itu dikemas dengan acara Roadshow Sosialisasi dan KIE di Pendopo Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul pada Jumat (17/11/2023).
Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto wardoyo mengatakan bahwa data yang dirujuk dari Kemenkes RI prevelensi angka stunting di Gunungkidul untuk periode 2021-2022 sendiri sebanyak 2,9 %. Menurutnya penyebab stunting dipengaruhi air tidak higienis, jamban tidak sehat, rumah tidak layak huni, dan ibu hamil di usia sudah tidak produktif.
Dari data yang dijabarkan merupakan periode tahun 2021-2022 dan saya yakin Gunungkidul angka stunting saat ini sudah mampu ditekan,” ujar Hasto Wardoyo.
Demi percepatan penanganan stunting, pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp 6,2 miliar dengan realisasi Rp 6 miliar guna penanganan percepatan stunting di Gunungkidul. 
Sementara itu Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyatakan bahwa visi dan misi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul salah satunya ialah sumber daya manusia. Jika dikorelasikan maka kualitas sumber daya manusia erat kaitannya dengan penanganan stunting yang saat ini sedang digencarkan.
Ia mengaku dalam penanganan stunting ini tidak mudah dengan banyaknya faktor yang membelakanginya. Namun ia yakin mampu mengubah pola masyarakat dengan peduli akan kesehatan dan pendidikan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Semaksimal mungkin Pemerintah Daerah Gunungkidul dengan kebijakannya, stakeholder terkait, serta elemen masyarakat untuk menangani stunting ini,” papar Sunaryanta.
Staf Khusus Wakil Presiden RI, Gatot Riotomo mengatakan bahwa stunting kini bukan sekedar isu kesehatan namun merupakan isu peradaban. Akibat dari stunting itu menentukan masa depan Indonesia.
Menurut human capital index, Indonesia menempati urutan sekitar 90 dengan angka 52 %. Angka human capital index itu dipengaruhi 3 faktor yakni angka harapan hidup balita, angka stunting, dan mutu pendidikan.
Ia berujar bila saat ini sudah mulai bergerak dalam upaya penanganan stunting. Harapannya 18 tahun mendatang angka stunting mampu ditekan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.