Penculikan Bayi, Kebakaran dan Gempa Bumi Warnai Simulasi di RSUD Wonosari
Peristiwa

Penculikan Bayi, Kebakaran dan Gempa Bumi Warnai Simulasi di RSUD Wonosari

Wonosari, (gunungkidul.sorot.co)--Suasana langit di Kabupaten Gunungkidul pagi itu tergolong cerah, termasuk di RSUD Wonosari. Kondisi tiba-tiba berubah saat gempa mengguncang rumah sakit setempat, Kamis (09/05/2019). Kepanikan mulai terjadi saat sirine berbunyi.

Satu persatu penghuni rumah sakit berusaha menyelamatkan diri. Dibantu sejumlah perawat serta anggota keluarga, pasien mulai dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Mereka tampak tergopoh-gopoh saat berusaha menyelamatkan diri. Ada yang dievakuasi menggunakan kursi roda, ataupun dibawa beserta tempat tidur rumah sakit.

Usia seluruh pasien dievakuasi, petugas kesehatan lainnya mulai mengobati satu persatu korban terluka. Tampak pula sejumlah wanita menangisi anggota keluarga yang mengalami luka parah hingga meninggal dunia.

Selain dilanda gempa, rumah sakit tersebut juga terjadi peristiwa kebakaran yang juga menimbulkan korban jiwa. Kepulauan asap yang keluar mulai mengganggu penglihatan dan pernapasan.

Tak disangka, di tempat tersebut juga terdapat insiden penculikan bayi. Beruntung petugas keamanan RSUD Wonosari segera membekuk komplotan penculikan bayi dan diserahkan ke kantor polisi.

Sederet peristiwa di atas bukanlah peristiwa sesungguhnya. Berbagai kejadian tersebut merupakan rangkaian adegan dalam simulasi kebencanaan yang dilakukan pihak RSUD Wonosari.

Dijelaskan oleh Direktur RSUD Wonosari, dr. Heru Sulistyowati, kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan bencana sesuai standar Akreditasi SNARS. Simulasi bencana itu wajib dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.

Pada simulasi tahun ini pihak RSUD tidak melibatkan pihak eksternal rumah sakit. Sebanyak 120 karyawan yang bekerja di instansi kesehatan ini dilibatkan dalam simulasi.

"Semoga dengan adanya simulasi kali ini akan menambah kesiapsiagaan karyawan. Terutama bila benar-benar ada kejadian sesungguhnya. Semoga saja kedepan tidak terjadi bencana," harap Heru Sulistyowati.